Postingan

Belajar Kepemimpinan dari Pak Wisnu

Apa saja pelajaran kepemimpinan dari Pak Wisnu? Seorang bos dan pemimpin serta sahabat yang banyak memberikan inspirasi kepada saya. Mari kita belajar kepemimpinan dari Pak Wisnu.  Yogyakarta, 2010 Hari-hari itu siang di Jogja terasa aneh. Matahari tak mampu menembus partikel yang melayang-layang di udara itu. Warna siang pun menjadi tak cemerlang, tetapi berwarna orange. Gerah terasa, karena partikel itu pun memerangkap panas matahari. Sementara untuk bernapas sulit, karena masker yang harus dipakai dan udara yang terpolusi oleh partikel berwarna putih agak abu-abu. Partikel itu adalah abu dari kepundan Merapi yang di tahun itu sedang punya gawe. Di sebuah kantor yang sepertinya masih baru, beberapa orang sibuk di depan komputer. Saat itu saya bersama Adi Kurniawan, Anshori, dan beberapa kawan lain sibuk memelototi layar komputer. Mengubah data tabel menjadi peta-peta yang nantinya akan digunakan oleh para petugas di lapangan untuk menanggulangi erupsi Merapi. Di ruan

Cara Menjadi Pemimpin yang Berpengaruh

Tahukah Anda bagaimana cara menjadi seorang pemimpin yang berpengaruh? Tulisan berikut ini akan mencoba menjabarkannya untuk Anda.  Pernahkah Anda memikirkan pengaruh dari orang tua, para mentor, guru, dan orang-orang hebat lainnya pada diri kita?  Pengaruh yang paling hebat seringkali terjadi secara diam-diam, bertahan, dan tidak terasa melalui satu pembicaraan, satu pencerahan, satu tindakan, dan satu dorongan setiap saat. Memiliki nilai, manfaat, pesan, dan lainnya yang positif adalah syarat pertama untuk mendapatkan pengaruh.  Kesadaran yang kosong hanya akan menambah bebunyian tak tentu (noise). Sementara pengaruh bisa didapatkan dari berbagai capaian, pengalaman, hal-hal yang sesuai dengan keahlian, gairah atau passion kita pada suatu hal tertentu, dan kredibilitas.  Apa yang diperoleh dari suatu pengaruh?  Yang didapatkan adalah kepercayaan. Sebab, orang hanya terpengaruh dan berubah ketika mereka mempercayai. Sementara agar orang percaya pada Anda, maka pe

Dua Pertanyaan Penting untuk Pemimpin

Menjadi seorang pemimpin yang baik tidaklah mudah. Namun, berikut ini ada dua pertanyaan penting untuk seorang pemimpin agar memberikan manfaat yang luar biasa untuk orang lain. Seorang pemimpin yang memiliki kesadaran penuh mewujudkan kehadirannya dengan mengelola fokus, kejelasan, kreativitas, dan kasih sayang pada pelayanan kepada orang lain. Hal ini berarti, bahwa ketika kita diminta untuk mengambil keputusan, maka sudah memasukkan proses evaluasi di dalamnya.  Hal ini berangkat dari kesadaran bahwa setiap keputusan memiliki efek yang beriak, sehingga setiap keputusan akan memengaruhi secara lebih baik atau buruk sebuah organisasi, karyawannya, dan juga masyarakatnya. Dengan demikian, kepemimpinan terbaik adalah yang memberikan keuntungan pada tiga kategori tersebut. Setiap hari, dengan cara yang besar atau kecil, kita memiliki peluang untuk menjadi seorang pemimpin yang penuh kesadaran ketika menghadapi berbagai pilihan. Untuk melakukan hal itu, maka bisa diawali dengan menanyakan

Kepemimpinan dan Kemampuan Bertahan Hidup

Kepemimpinan adalah praktik yang sudah kuno dan menjadi bagian dari upaya bertahan hidup atau survival. Rupanya, kepemimpinan menjadi mekanisme pertahanan hidup yang memungkinkan kita untuk bertindak sebagai manusia. Kita perlu saling mempengaruhi untuk menyelesaikan persoalan dan juga berburu, meramu, dan selamat (survival) sebagai anggota suku-suku yang berbeda-beda. Di koloni semut, setiap anggota menyampaikan pesan ke anggota yang lain, sehingga seluruh koloni terhubung. Anggota suku saling mempengaruhi satu dengan yang lain untuk memenuhi tujuan yang lebih besar, yaitu agar bisa selamat dan berkembang. Setiap anggota suku melakukan percobaan dengan rute perjalanan yang baru, berburu secara berbeda, dan mengumpulkan berbagai makanan/hasil buruan secara berbeda pula, kemudian memiliki tugas untuk memengaruhi orang lain untuk mengikuti apa yang mereka lakukan. Sumber tulisan dari Forbes

Pentingnya Kesadaran Diri Seorang Pemimpin

"Memimpin adalah suatu seni." Demikian kurang lebih kesimpulan paling singkat dari sharing session-nya Komunitas YSA pada Rabu (04/11). Malam itu, Selvi Xu, seorang Executive dan Sales Practitioner hadir di tengah-tengah anggota Komunitas YSA. Selvi berkenan membagikan pengetahuan mengenai 'Leadership Mindfullness'. Agar tidak makin bingung, bagaimana kalau kita mulai saja catatan dari 'Kesadaran Pemimpin' itu? Kepemimpinan sejatinya berfokus pada orang. Mengenai pengelolaan orang dan tidak melulu berkaitan dengan keuntungan atau profit suatu organisasi. Oleh karena itu, seorang pemimpin perlu mengetahui tim-nya dan banyak mendengar, kemudian memberikan respon. Hal ini akan menjadi seni dari kemampuan leadership itu sendiri. Pemimpin yang sadar, mampu melakukan berbagai kewajibannya dalam memimpin secara otomatis tanpa perlu diperintah lagi. Untuk menjadi seorang pemimpin atau leader yang sadar atau mindfullness, maka diperlukan beberapa langkah. Di antara la

Cara Menjadi Pemimpin yang Fleksibel

Bagaimana cara menjadi seorang pemimpin yang fleksibel? Dalam uraian berikut ini, Anda dapat menemukan caranya. Fleksibilitas adalah kemampuan atau kapasitas untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. Artinya bagi seorang pemimpin adalah mampu bertindak responsif terhadap satu permasalahan, menyadari berbagai hal di sekitarnya, tangguh dalam menghadapi dan menyelesaikan persoalan, serta dapat melakukan berbagai hal bersama-sama. Seorang pemimpin yang fleksibel mampu mengupayakan kestabilan situasi saat krisis dan mencapai tujuan, meskipun berbagai kondisi berubah-ubah. Sumber tulisan dari Forbes

Meraih Kesempurnaan akan Menghambat Seorang Pemimpin Saat Krisis?

Kenapa Meraih Kesempurnaan akan Menghambat Seorang Pemimpin Saat Krisis? Saat krisis, realitas dan situasi dapat berubah dengan sangat cepat, bahkan dalam hitungan jam. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan masa-masa normal, ketika banyak faktor telah diketahui dan dapat diprediksi. Dalam kondisi ini, maka pengejaran terhadap kesempurnaan sangat mungkin dilakukan. Lain halnya ketika krisis terjadi dan ketidakpastian menjadi satu kepastian yang akan terjadi. Selain itu, sulit memprediksi arah dari suatu krisis, sehingga tindakan pun tak mungkin sesuai dengan teori yang selama ini berlaku. Saat krisis, maka tak ada waktu untuk kesempurnaan. Dr. Michael Ryan adalah Direktur Eksekutif WHO untuk Program Kedaruratan Kesehatan. Dia sudah berpengalaman di garis terdepan saat terjadi krisis, seperti pandemi COVID-19 dan Ebola. Dia bilang, “Jika Anda harus benar dalam setiap tindakan, maka Anda akan terlambat. Kecepatan akan mengalahkan kesempurnaan. Kemudian kesempurna