Lima Langkah Pemimpin untuk Melewati Krisis

Para pemimpin perlu mengetahui lima langkah memimpin untuk melewati krisis. Hal ini terjadi karena beberapa pertanyaan berikut ini.

Pertanyaan itu

Saat terjadi krisis yang mengganggu aktivitas atau proses dalam sebuah organisasi, maka apa yang bisa dilakukan seorang pemimpin?

Pertanyaan selanjutnya, bagaimana seorang pemimpin melalui gangguan atau persoalan tersebut?

Lima Langkah Pemimpin

Tulisan ini menyajikan lima langkah bagi seorang pemimpin untuk mampu melewati gangguan-gangguan yang menyebabkan krisis pada aktivitas dan proses sebuah organisasi.

Perubahan dalam sebuah organisasi seringkali menyebabkan krisis yang akan mengganggu dan menimbulkan persoalan. Pemimpin yang baik mampu mengelola perubahan ini dan mengupayakan keteraturan di tengah ketidakteraturan.

Hasil akhir yang diharapkan adalah tim yang dipimpinnya mampu melakukan adaptasi secara cepat terhadap gangguan dan mampu keluar dari krisis. Pada ujungnya, produktivitas dan kinerja tim dalam sebuah organisasi tidak mengalami gangguan.

Berikut ini lima langkah yang perlu dilakukan oleh seorang pemimpin untuk melalui krisis:

1. Mengomunikasikan Visi

Pemimpin perlu meyakinkan kepada seluruh anggota tim tentang gambaran besar yang terjadi akibat adanya perubahan atau gangguan dan krisis.

Dia juga mampu memberikan pemahaman kepada anggota tim, kenapa perubahan yang menyebabkan krisis tersebut terjadi.

2. Menyampaikan Tujuan dan Rencana untuk Sukses

Dalam melalui badai pada saat terjadi krisis, maka memahami tujuan sangat penting.

Oleh sebab itu, seluruh anggota perlu mengetahui destinasi yang akan dituju oleh tim.

Selanjutnya, perlu juga diketahui peta jalan atau roadmap untuk menuju ke destinasi tersebut.

Dengan melakukan hal itu, maka pemimpin mampu memandu anggota timnya melalui krisis dan kemudian mencapai tujuan bersama-sama.

3. Memahami Tim

Saat krisis, seorang pemimpin perlu mengetahui apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan masing-masing anggota.

Beberapa anggota tim akan beradaptasi dengan cepat terhadap krisis yang terjadi. Namun, anggota lainnya akan mengalami tantangan untuk menyikapi perubahan.

Pemimpin mengetahui dengan baik kemampuan dan kelemahan stafnya, kemudian menentukan tugas-tugas dan tanggung jawab yang sesuai dengan kekuatan dan kelemahan tersebut.

4. Konsisten

Konsistensi diperlukan karena setiap krisis menyebabkan ketidaknyamanan.

Pemimpin harus konsisten dalam setiap ucapan dan tindakan. Semakin dia konsisten, maka anggota tim lainnya akan mampu beradaptasi dan bekerja efektif melalui krisis yang dihadapi.

5. Staf adalah Bagian dari Perjalanan

Kerja sama tim kian penting artinya saat terjadi krisis. Oleh sebab itu, mendengarkan masukan dan saran dari anggota sangat penting dilakukan oleh seorang pemimpin.

Anggota yang terlibat secara aktif saat melewati krisis akan cenderung memahami, mampu beradaptasi, dan sukarela melewati berbagai perubahan-perubahan yang terjadi.

Setelah mengetahui langkah-langkah untuk melewati krisis bersama anggota tim, kini sudah siapkah Anda melewati krisis?

Blog ini menyajikan tulisan-tulisan lain terkait krisis, kepemimpinan, dan pengurangan risiko.

Anda dapat mencari tulisan-tulisan tersebut melalui tombol 'Search' atau menelusuri kategori yang sesuai dengan pertanyaan Anda.

Oya, krisis dalam artiannya yang luas juga seringkali disebut sebagai bencana.

Terima kasih sudah membaca.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Psikologi dan Perannya untuk Pemimpin Saat Krisis

Hal-hal yang Akan Terjadi pada Seorang Pemimpin

Memimpin ke Bawah (Lead Down)