Mari Belajar Kepemimpinan dari Sejarah Militer
Hari ini, para pemimpin di berbagai tempat mencoba beradaptasi dengan pandemi COVID-19.
Informasi berubah setiap hari, solusi tidak jelas, dan suplai logistik seringkali terbatas.
Tidak ada buku petunjuk untuk mengatasi pandemi ini. Sementara sebuah keputusan dapat berarti hidup atau mati.
Kemudian, pada saat yang sama berbagai perusahaan harus bertanggung jawab pada para karyawannya, bahkan lebih dari sebelumnya.
Jadi, ke mana para pemimpin bisnis tersebut harus memalingkan wajahnya untuk mendapatkan jawaban mengenai apa yang harus dilakukan pada saat krisis seperti saat ini?
Selama ribuan tahun, para pemimpin militer telah berpengalaman dalam menghadapi berbagai tantangan.
Barangkali kita bisa mengambil pelajaran dari para pemimpin tersebut mengenai cara yang paling efektif untuk menghadapi krisis.
Tegas
Banyak para pemimpin bisnis menghadapi tantangan yang sangat berat dan belum pernah mereka hadapi. Seluruh bisnis perlu direstrukturisasi. Jutaan orang kehilangan pekerjaan.
Para pemimpin bisnis tersebut dapat belajar dari pelajaran pertama yang disampaikan di dunia militer yaitu jangan tenggelam dalam kekalahan.
Dengan ketegasan, mereka mampu mengubah keadaan, dari kalah menjadi menang.
Berada di Lapangan
Para pemimpin militer yang berhasil seringkali berjuang bersama dan di antara para prajuritnya di lapangan, bukan hanya duduk di balik meja.
Lincah dan Cepat
Ketika Winston Churchill menjadi perdana menteri di bulan Mei tahun 1940 dia mengubah birokrat Inggris yang lambat pada saat perang dengan membuat catatan yang berbunyi “Beraksilah hari ini!”
Kemudian catatan tersebut secara pribadi ditempelkan pada berbagai dokumen yang dikirimkan. Hasilnya, tindakan tersebut mendorong para pekerja di sana untuk dapat bekerja lebih lincah dan cepat.
Memimpin dengan Penuh Percaya Diri
Perasaan adalah segalanya. Dalam pandemi para pekerja dan keluarganya berada di garis terdepan termasuk juga para pemimpin perusahaan.
Para pemimpin militer mengetahui, mereka harus memimpin dengan penuh percaya diri dan didasari oleh optimisme.
Keraguan tak boleh terlihat, meskipun mungkin keputusan yang diambil keliru. Namun, langkah korektif masih dapat dilakukan.
Berkomunikasi untuk Menginspirasi
Masa perang bagi seorang pemimpin adalah saat untuk mengomunikasikan informasi yang penting dan menguatkan.
Namun, terlalu banyak komunikasi juga dapat menyebabkan persoalan. Sebab, ketika terlalu banyak informasi hasilnya adalah kebingungan daripada kejelasan.
Mengubah dan Membagikan Pekerjaan Secara Cepat
Dalam perang banyak pemimpin yang naik jabatannya. Para pemimpin militer memberikan lebih banyak komando kepada mereka yang sukses, mempromosikannya, dan memperluas tanggung jawabnya.
Sementara itu, mereka yang berjuang atau malas tidak dipecat tetapi beban kerjanya dikurangi. Kemudian, setahap demi setahap instruksi diberikan sampai mereka pun bisa efektif.
Dengan cara tersebut maka semua pemimpin memberikan kinerja yang terbaik.
Mengistirahatkan Pasukan
Selama perang mungkin para pemimpin militer tidak pernah mengambil masa libur.
Namun, para prajurit di lapangan memerlukan makanan, istirahat, kesenangan, bayaran, dan hiburan.
Catatan Akhir:
Inti dari kepemimpinan adalah strategi. Ini berasal dari bahasa Yunani strategos yang artinya jenderal.
Saat ini para pemimpin menghadapi tantangan untuk secara aman membuka kembali tempat kerja mereka, mengorbankan atau menyelamatkan usahanya, dan memotivasi anggota timnya.
Oleh karena itu, mereka perlu menengok kembali berbagai pelajaran dari para pemimpin saat menghadapi krisis dan membangun suatu paradigma manajemen yang baru.
Manajemen yang dicirikan dengan adanya ketegasan, bekerja bersama-sama, lincah, optimis, komunikasi yang menginspirasi, tugas-tugas yang lebih fleksibel, dan keseimbangan antara kerja dan kehidupan.
Berbicara mengenai strategi, Eisenhower menyampaikan, bahwa rencana memang sedikit artinya. Namun, merencanakan adalah segalanya.
Komentar
Posting Komentar