Pelajaran dari Pandemi Bagi Pemimpin untuk Pengelolaan Krisis

Pandemi yang terjadi di tahun ini telah menyebabkan para pemimpin di dunia bisnis dan organisasi menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi dalam sejarah. 

Keputusan untuk menutup usaha dan berbagai kebijakan lain telah menyebabkan dampak dalam bidang ekonomi, termasuk dalam proses pengambilan keputusan, dan dampak pada para pekerja yang luar biasa. 

Para pemimpin menghadapi tantangan, seperti: 

Barangkali transisi pada adaptasi kebiasaan baru kurang lancar, karena belum pernah terjadi sebelumnya. Mungkin keputusan yang diambil tidak sempurna, karena dilakukan secara cepat dan dalam kondisi panik, sehingga perlu berbagai penyesuaian. 

Apa yang bisa para pemimpin lakukan dalam kondisi tersebut?

Berikut ini beberapa pelajaran dari pandemi untuk para pemimpin yang harus mengelola krisis.

Selalu Memperhatikan Berbagai Informasi

Para pemimpin tidak bisa bersiap untuk semua hal. 

Ada banyak saran dan tulisan mengenai pengelolaan krisis sebelum terjadinya pandemi, tetapi sebagian besar mengidentifikasi kemungkinan terjadinya gangguan pada organisasi. Gangguan tersebut seperti bencana alam, kegagalan peran hubungan masyarakat, dan kemungkinan terjadinya konflik.

Namun, pandemi yang menyebabkan gangguan pada suatu perekonomian dan jutaan orang tidak bisa bekerja, belum pernah ada pengalaman dan buku panduannya. 

Para pemimpin sendirian dalam menentukan tingkat risiko yang harus dihadapi oleh organisasi atau usahanya dan perlu mengambil tindakan yang sesuai dan cepat. 

Namun, di sisi lain, pandemi COVID-19 masih mengandung banyak ketidakjelasan. Meskipun, kekhawatiran mengenai terjadinya pandemi itu sendiri sudah disampaikan para ahli jauh-jauh hari. Kini, bahkan berita mengenai virus selalu menghiasi pemberitaan media massa. 

Pelajaran dari fenomena ini adalah: 

Para pemimpin perlu selalu mengikuti informasi dan berita mengenai berbagai kejadian yang mungkin dapat berdampak pada organisasi atau industri. 

Kemudian melakukan diskusi kemungkinan terjadinya ancaman dalam berbagai bentuk dengan anggota tim dan juga para pengarah. 

Jika memang diperlukan suatu rencana kontijensi, atau rencana antisipasi, maka rencana-rencana tersebut perlu segera dibuat. 

Para Pemimpin yang Memimpin

Krisis menyebabkan kebingungan. 

Manakala suatu krisis terjadi, maka secara alamiah, para pemimpin akan mencari tahu detail persoalan, bertemu dengan tim, dan secara hati-hati menentukan langkah-langkah yang perlu dilakukan. 

Namun, perlu diingat, bahwa para pemimpin bertugas untuk memimpin. 

Meskipun mungkin sulit mengakses informasi yang akurat, sehingga keputusan yang meyakinkan pun sulit diambil. 

amun, jika menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mengumpulkan data dan terlalu khawatir membuat keputusan yang salah, maka situasi atau krisis yang dihadapi bisa berubah dengan cepat. 

Dikhawatirkan, para pemimpin justru tidak mengambil keputusan apa pun yang seringkali justru akan berakibat lebih parah. 

Salah satu cara yang mungkin diambil oleh para pemimpin dalam menghadapi situasi tersebut adalah dengan menerapkan OODA loop (lingkaran OODA). 

Metode tersebut dikembangkan oleh Kolonel John Boyd dari Angkatan Udara Amerika Serikat. 

Di sana, para pilot dilatih untuk menghadapi situasi yang berubah dengan cepat dan kondisi antara hidup dan mati yang sering dihadapi dalam peperangan. 

OODA loop adalah: 

  • Observe: melakukan observasi atau pengamatan dengan cara mengumpulkan informasi dari sumber-sumber yang terpercaya. 
  • Orient: melakukan orientasi dengan memproses informasi menggunakan pengetahuan, pendidikan, latihan, dan juga pengalaman sebagai seorang pemimpin. 
  • Decide: membuat keputusan berdasarkan observasi dan orientasi. 
  • Act: melakukan tindakan sebagai tindak lanjut dari keputusan dengan memberikan arahan yang singkat dan jelas.

Pelajaran dari fenomena ini adalah: 

Apakah menggunakan metode OODA atau yang lain, pilih dan kembangkan suatu proses untuk pengambilan keputusan pada saat krisis dan lakukan peran sebagai seorang pemimpin. 

Lakukan Komunikasi yang Penuh Empati

Krisis seringkali menciptakan kondisi ketika seluruh perhatian diarahkan pada suatu kejadian penyebab krisis.

Akibat dari kondisi ini adalah kemampuan para pekerja untuk bekerja secara optimal dan normal terganggu. 

Para pemimpin perlu bertindak pada kondisi tersebut dengan mengomunikasikan secara jelas mengenai apa yang sebenarnya terjadi. 

Itu bukan pekerjaan yang mudah, karena informasi yang akurat seringkali tidak tersedia pada saat krisis baru saja terjadi. Selanjutnya para pemimpin dan anggotanya tidak memiliki waktu yang cukup untuk membentuk rencana aksi. 

Namun, suara para pemimpin yang dipercaya menjadi sangat penting.

Selain itu, komunikasi yang teratur juga sangat penting. Sebab, jika para pekerja tidak mendengar suara para pemimpinnya secara teratur, maka kevakuman akan kembali terjadi dan mengalihkan perhatian orang. 

Dalam kondisi tersebut, maka diperlukan sapaan secara harian atau mingguan melalui berbagai saluran, seperti email atau WhatsApp. 

Selain itu, perlu juga pertemuan mingguan dan dua mingguan untuk memberikan arah yang jelas kepada para pekerja dan anggota tim, bahwa para pemimpin bekerja bersama-sama untuk menemukan solusi pada krisis yang terjadi. 

Kemudian yang tak boleh dilupakan adalah komunikasi yang penuh empati. Ini adalah kondisi ketika para pemimpin menyampaikan suara yang tepat, yaitu suara yang penuh perhatian. 

Suara itu diharapkan dapat menghilangkan berbagai ketakutan, sehingga anggota tim dapat bekerja maksimal dan fokus pada hal-hal yang dapat mereka kerjakan. 

Komunikasi secara teratur mengindikasikan bahwa pemimpin peduli pada kesejahteraan anggotanya dan bukan hanya produktivitasnya. 

Pelajaran dari fenomena ini adalah:

Pada saat krisis, kita mencari sosok pemimpin yang dapat menunjukkan jalan dan memberikan rasa nyaman atau aman. 

Para pemimpin perlu memerhatikan aspek penting ini pada saat krisis terjadi. 

Sumber dari Forbes

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Psikologi dan Perannya untuk Pemimpin Saat Krisis

Hal-hal yang Akan Terjadi pada Seorang Pemimpin

Memimpin ke Bawah (Lead Down)